Pada hari senin (24/11/2025) Iqbal Faezya Suswanto (12) dan Yusuf Ayman Faiz (12) mengambil sebuah mangga yang sudah disiapkan oleh guru di taman. Mereka bersama teman lainnya siswa kelas 7A, lalu menaruh mangga tersebut di atas timbangan massa benda. Setelah itu, mereka membuka aplikasi Media Math City Map (MCM), kemudian keluarlah pengetahun tentang buah mangga.
“Setelah menghitung berat massa mangga, dari aplikasi ada teks bacaan dan soal yang harus dikerjakan,” ungkapnya.
Iqbal dan Yusuf juga melakukan praktik lain, seperti menghitung luasan gazebo menggunakan meteran serta mendapatkan pengetahuan umum tentang fungsi gazebo.
Termasuk praktik mengukur meja di taman.
“Lebih asyik, karena bisa belajar di luar. Kemudian memahamkan karena bisa praktik langsung dan bekerja kelompok,” katanya.
Metode pelajaran di kelas 7 SMP IT Luqman Al Hakim itu diterapkan oleh Ustadzah Nusaibah Al Istiqomah dan Ustadzah Anisa Reni NS.
Metode pembelajaran dengan Media MCM itu mereka dapatkan dari Tim Kerupuk Sega yang merupakan Fasilitator Daerah (Fasda) Perubahan 3.0 dari Tanoto Foundation.
Ustadzah Nusaibah mengatakan, dia baru saja menerapkan metode Media MCM dengan lintas mata pelajaran, IPA dan matematika.
Siswa diajak untuk menjelajah dan mengeksplorasi benda atau objek di sekitar sekolah.
“Tadi anak-anak mengeksplorasi gazebo, meja taman dan buah mangga. Dari objek-objek itu ada pengetahun numerasi, seperti menghitung luas dan berat massa. Kemudian literasi dari bacaan di aplikasi,” ujar guru matematika yang akrab disapa Ustadzah Nunu.
Media MCM yang menggabungkan lintas mata pelajaran itu memberikan arahan yang jelas terhadap siswa, mulai dengan membentuk kelompok.
Saat sudah siap, ada peta dan rute objek yang harus didatangi oleh siswa, kali ini ada tiga titik meliputi gazebo, pohon mangga, dan taman.
Tiap titik akan ada pengetahun umum dan tantangan kuis.
“Siswa menjadi aktif dan bekerja secara kelompok. Metode ini juga mengeksplorasi pengetahuan siswa, anak jadi tidak monoton hanya di kelas,” ungkap Ustadzah Nunu.
Menurut beliau, manfaat Media MCM ini sangat terasa dalam perkembangan literasi dan numerasi siswa.
Hal itu dikarenakan siswa lebih mandiri dan tertantang untuk menyelesaikan step demi step tantangan.
“Mereka jadi termotivasi untuk mempercepat hitungan dan memperkirakan pemahaman. Oh ini berarti yang dihitung apa, setelah ini kemana dan sebagainya,” jelasnya.
Ustadzah Nunu mengatakan, dia mendapatkan pelatihan sebanyak dua kali pertemuan dari Tim Kerupuk Sega.
Pertemuan pertama, dilatih untuk membuat bahan pelajaran yang menerapkan unsur literasi dan numerasi.
Kedua, dilatih penerapan aplikasi Media MCM.
“Kami sudah menerapkan dan membagi dengan guru lain. Mereka tertarik, bahkan guru Al Quran sedang membuat materi pembelajaran dengan Media MCM,” katanya.





